Kamis, 29 Juli 2010

Ketika sakit mendera tubuh mungilku...

Perlahan-lahan ia menggerogoti tubuh mungilku
sakit yang luar biasa ku nikmati juga
pun ketika darah keluar dari rongga mulutku
Rabb sampai kapan aku harus menikmatinya?

Raga ini bagai mayat yang bernyawa
hidup, tapi sama sekali tak berguna
otakku bahkan tak bisa berfikir lebih dalam
ragaku tak boleh terlalu kecapean
tak ada yang bisa ku banggakan
kecuali sabarku yang tak memiliki batasan

Rabu, 21 Juli 2010

Lelaki Penggoda Iman

Datang dengan sebuah kejujuran
lalu menyatakan cinta sejak bertemu di dunia maya
tawarkan ketulusan...
kemewahan...
juga kehangatan
kebahagiaan sesaat yang tak ku pungkiri pun amat aku rindukan
hampir tergoda
terjatuh dalam lubang dosa
namun hati kecil masih mampu memberi kekuatan
untuk tetap bertahan dalam kesepian
meski penantian tiada ada kepastian
tetap berusaha untuk sabar dan tawakkal
berbekal satu keyakinnan yang mengakar
bahwa tak ada satu pengorbanan pun yang tersia-sia
hingga waktunya tiba...
kebahagiaan yang kini masih tertunda
kan ku rengkuh pada akhirnya

Tempat Terindah

Dia memberiku banyak tempat
di sepertiga malam
di tepian pantai yang tenang
di antara suara deru ombak yang saling berkejaran
bersama dengan burung-burung yang berterbangan
walau sesaat...
meski tak sebebas merpati
kemerdekaan hidup akhirnya dapat kuraih
berteriak keras walau mulut tetap terkunci
menangis pilu meski tetap dalam kebisuan yang panjang
terus bertanya, walau tiada jawab ku dapatkan
namun...
nyanyian alam seakan menjawab
semua tanyaku...
risauku...
kegundahanku...
ketakutanku...
dan...
Rabb,
beri satu lagi aku kekuatan
agar aku tetap mampu bertahan
dalam kerasnya kehidupan

Sabtu, 12 Juni 2010

JENUH

Ini adalah sebuah titik,
Dimana kejenuhan memiliki tempat tertinggi dalam raga ini,
Bosan aku dengan rutinitas yang sama sekali tak berkualitas,
Dengan penantian yang tyada pernah mengenal batas,
Dengan kerinduan yang tyada kunjung terbalas,

Rabb, sampai kapan aku harus menunggu?
Adakah terbalaskan kerinduan dalam hatiku?
Lelah sudah,
Mungkin lebih baik pasrah saja,
Hingga waktunya tiba,
Penantian dan kerinduanku berlabuh di hatimu yang beku,

Pasrah

Lalui malam di bawah keremangan cahaya rembulan,
Ingin menangis, namun air mata tak dapat keluar,
Ingin berteriak keras, namun mulut tetap terbungkam,
Ingin berlari mengejar impian, namun kaki tak mampu lagi berjalan,
Hanya diam yang dapat aku lakukan,
Berharap akan mendapatkan keajaiban,

Ya Rabb, adakah kebahagiaan yang kelak aku rasakan?
Adakah sebuah mimpi yang esok dapat kuraih?
Ataukah semua hanya angan,
Yang terbang bersama rohku ketika raga tak bernyawa

Minggu, 06 Juni 2010

Mid Night

Sunyi,,,
Sepi,,,
Sendiri lalui keheningan malam ini,
Tiada lawan,
Apalagi kawan,
Hanya berteman suara detik jarum jam yang terus bergerak melintasi angka-angka yang sama,

Ingin berteriak lantang,
Membangunkan mereka dari peristirahatannya yang tenang,
Menyadarkan mereka dari buaian mimpi yang sang malam suguhkan,
Ah' nanti mereka pikir aku sudah gila lagi,
Lebih baik duduk terdiam,
Menembus alam khayalku yang masih tentangmu itu,

Malam terus beranjak,
Kian kelam dan makin mencekam,
Kita berpisah karena kita pernah bersama,
Kita berpisah "selamat jalan orang tercinta"

Selamat Jalan Cinta

Setelah semuanya benar-benar lenyap,
Aku terasing dalam kehingar bingaran dunia maya,
Menjelma menjadi seorang pujangga,
Menari di separuh malam,
Menyaksikan engkau menghilang dengan perlahan,

Kau menghilang tanpa ucapkan kata selamat tinggal,
Menorehkan duka dan kekecewaan yang teramat dalam,
Menenggelamkanku dalam peristiwa yang kini tinggal sebuah kenangan,
Selamat jalan orang tercinta,
Kita memang beda,
Bahkan jauh tanpa batas,

Mimpi tak akan pernah memberiku cinta,
Dan malam akan menjawab semuanya,
Terimakasih untuk waktu yang pernah kau berikan untukku,
Terimakasih untuk senyum manismu di waktu lalu,
Thanks for all, love u,